EFLO
Berdekatan dengan Hari Lingkungan Hidup dan Hari Pancasila kemarin terdapat sebuah kabar gembira dengan telah terpantau lahirnya anak Elang Flores (Nisaetus floris) di Site Pemantauan Hutan Adat Oetoseso di Desa Wolojita Penyangga TN Kelimutu.
Anak Elang Flores ini diperkirakan telah berumur sekitar 3 bulan dan mungkin dalam dua bulan kedepan anak elang ini akan mulai belajar terbang.
Elang Flores adalah burung pemangsa endemik di wilayah Nusa Tenggara yang statusnya kritis atau terancam punah (critically endangered/CE) menurut Badan Konservasi Dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature).
Elang Flores yang biasa disebut Jatabara oleh masyrakat sekitar selalu dijaga kelestariannya oleh masyarakat Wolojita karena mereka percaya dengan menjaga Elang dan Hutan Adat Ostoseso habitatnya maka mereka juga akan mendapat berkat yang berlimpah.
Pemantauan satwa langka dan habitatnya ini dilakukan oleh Kelompok "Jata Bara" kelompok masyrakat binaan Resort Wolojita yang pelantikannya dilakukan oleh Dirjen KSDAE pada tahun 2019 bersamaan dengan Workshop Elang Flores di Ende. Mereka melakukan melakukan penjagaan, pengamatan dan survei bersama petugas TN Kelimutu maupun Balai Litbang KLHK NTT yang menjadi pembimbingnya.
Terbanglah tinggi Elang Flores dan tetaplah lestari di Bumi Pancasila.
(ThY)