SEJARAH
Asal-usul dan kondisi sekarang dari danau-danau di Kelimutu, Dr.G.G.L Kemmerling dalam Volcanoes of Flores menyatakan bahwa morfologinya rumit. Diduga-duga Gunung Api Kelimutu lama menjadi kaldera dan kerucut puncak baru terbentuk di dalamnya, yang pada gilirannya sebagian hancur. Akhirnya, dua lubang kawah terbentuk di puncak bagian timur dan satu di bagian barat.
Danau merah memiliki diameter sekitar 400 meter dan kedalamannya sekitar 60 meter. Warna merah adalah hasil dari pengendapan besi merah di bagian bawah. Kawah tidak lagi menunjukan aktivitas vulkanik.
Danau hijau terletak tepat di sebelahnya memiliki tingkat danau yang sama dengan danau merah, tetapi berada pada tahap yang jauh lebih aktif. Kedua danau ini tingginya sekitar 1.410 meter, sedangkan puncak tertinggi Kelimutu adalah 1.639 meter di atas permukaan laut. Tepi kawah berada antara 1.500 meter dan 1.600 meter Meskpun solfatar mungkin berdaya lemah dengan adanya auman seperti lokomotif yang sedang berkerja berat,tetapi tiga kali saya mengunjungi danau tersebut terdengar hanya auman samar dimana letusan masih membawa banyak belerang, sehingga permukaan danau ditutupi dengan gumpalan busa belerang kering, dan dinding di atas solfatara telah memutih dengan warna yang cerah (gbr.8).
Sedimen yang menyebabkan kekeruhan air terdiri dari belerang, yang diduga terbentuk oleh aksi reduksi hidrogen sulfida pada asam belerang. Airnya sangat asam dan memiliki efek korosif pada kulit. Danau ini berukuran hampir sama dengan danau merah, tetapi kedalamannya hampir dua kali lipat.
Danau biru hijau ketiga memiliki ketinggian danau sepuluh meter lebih rendah, dan terbatas pada pancaran hidrogen sulfida atau gas yang cukup kuat. Airnya kurang asam di bandingkan dengan danau kedua, tetapi masih lebih asam daripada danau merah. Lubang ledakan terjadi dimana danau itu berada dengan memiliki diameter sekitar 300 meter. Tidak banyak diketahui tentang bekas aktivitas Kelimutu. Menurut tradisi, punggungan sempit dan tajam antara danau hijau keruh dan danau merah itu pernah menjadi setinggi bibir kawah.
Sekitar 80 tahun yang lalu, letusan kuat solfatar dari danau hijau airnya keruh sebagian besar akan menghancurkan pada dindingnya. Dan ini, menurut saya akan meringkas fitur vulkanik utama. Dan terakhir tentang Kelimutu sebagai obyek pelestarian alam (object voor natuurbescherming).
Seluruh puncak kelimutu termasuk hutan lindung (wildhoutbousch) dan dengan demikian telah dilindungi dari eksploitasi oleh penduduk di sekitarnya. Sementara itu, ketika jalan sedang di bangun tampaknya akan lebih baik untuk menyatakan tempat unik ini sebagai monumen alam. Karena pembangunan alam menuju area danau, banyak pemandangan yang sangad romantis tidak dapat disangkal telah hilang'.
Hutan kecil itu masih ditebang untuk pembangunan tangga dan pagar, serta selama itu banyak- banyak juga yang di bakar oleh para wajib militer yang sedang mengerjakan jalan tersebut. Ini tidak mungkin terjadi jika keseluruhan daerah ini telah dinyatakan sebagai monumen alam. Bahkan sekarang pada kunjungan terakhir saya, kayu tinggi di hutan cemara tua telah ditebang untuk mendapatkan balok penompang jembatan yang panjang, dan tentu saja tiang asap membumbung dimana-mana pada saat pembakaran ranting dan semak-semak. Memang benar bahwa Raja van Lio berjanji untuk memenuhi kebutuhan pembangunan jembatan akan menebangnya di tempat lain untuk masa depan lingkungan alam Kelimutu, tetapi tidak perlu dikatakan bahwa perlindungan alam di daerah ini tidak menjaminnya. Diakui dengan segera bahwa dengan berdirinya monumen alam atau taman alam, hal-hal ini tidak akan berubah seolah-olah kena sihir, tetapi masih diharapkan bahwa orang-orang secara bertahap akan mulai menghormati dan melestarikan bumi kita yang langka dan indah ini. Dan itu pasti sepadan.
Diambil dari
SKETSA SEJARAH ASAL-USUL DANAU KELIMUTU DALAM VOLCANOES OF FLORES
OLEH
Dr. G.G.L.Kemmerling