PERUBAHAN WARNA

Danau Kelimutu merupakan danau kawah yang terletak di puncak Gunung Kelimutu (1690 mdpl) dengan jumlah 3 danau yang terkenal akan warnanya yang dapat berubah-ubah dari hijau menjadi biru, hitam atau merah.

Ketiga danau tersebut memiliki sejarah mitos yang berbeda-beda, yaitu yang paling barat dari tiga danau tersebut adalah, Tiwu Ata Mbupu atau danau tempatnya jiwa Orang Tua yang sudah meninggal yang biasanya berwarna biru. Dua danau lainnya Tiwu Nuwa Muri Koo Fai , atau yang berarti danau tempatnya para jiwa Muda Mudi dan Tiwu Ata Polo atau tempatnya jiwa orang-orang meninggal yang semasa hidupnya sering melakukan kejahatan. Danau tersebut dipisahkan oleh dinding kawah yang menjulang dengan ketinggian minimum 35 meter (115 kaki) di atas permukaannya. Air di danau tersebut biasanya berwarna hijau atau masing-masing merah.

Menurut kepercayaan masyarakat, air danau yang berubah warna merupakan pertanda bahwa akan terjadinya musibah atau bencana, seperti gempa bumi dasyat yang melanda Flores tahun 1992 di tandai dengan adanya perubahan warna danau.

Terlepas akan kepercayaan masyarakat, perubahan warna terjadi karena pengaruh dari mekanisme vulkanis di kawasan tersebut. Terjadi aktivitas vulkanis yang mendesak gas-gas di dalam bumi hingga keluar ke permukaan, gas itu bereaksi dan bercampur di danau dan menyebabkan perubahan warna air danau.

Warna air pada kawah, terutama Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai, dipakai sebagai parameter penting dalam penentuan status aktivitas bencana. Perubahan warna dari hijau menjadi putih menandakan meningkatnya aktivitas Gunung Kelimutu. Perubahan warna ini tidak mempunyai pola yang jelas, tergantung aktivitas magmatic yang terjadi.

Para ilmuwan dari Wesleyan University, Connecticut, melakukan survei geokimia pada danau dan menemukan bahwa air di setiap danau ditemukan berbeda secara kimia sehingga menghasilkan warna yang bervariasi.

Danau Ata Mbupu adalah danau kawah volkanik sulfat-asam yang lebih aktif pada tahun 1970-an daripada sekarang, sedangkan Danau Ata Polo adalah danau asam-garam dan bersifat intermediate dalam aktivitas vulkanik. Perubahan warna yang sering terjadi adalah karena perubahan dalam keadaan oksidasi air.

Secara sederhana perubahan warna danau mirip dengan bagaimana warna darah terlihat melalui kulit kita. Ketika terjadi kekurangan oksigen, air terlihat hijau seperti urat di pergelangan tangan. Demikian pula, ketika danau kaya oksigen, maka akan tampak merah atau kehitam-hitaman

Perubahan terakhir yang begitu mencolok terjadi antara bulan Desember 2018-Januari 2019, dimana warna danau Ata Polo berubah dari hijau menjadi hitam selama 3 minggu

Diposting oleh Admin Web, 18 Mei 2020