Pesona Taman Nasional Kelimutu selalu berhasil menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan. Selain menyuguhkan hamparan alam yang menakjubkan, Kelimutu juga kaya akan budaya lokal. Salah satu yang sering menarik perhatian wisatawan adalah kain tenun ikat yang memiliki corak dan warna yang khas. 
Jumat, 12 Juli 2019, setelah menikmati keindahan alam pagi hari di Danau Kelimutu, Kepala Puslitbang Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) Bogor, Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc., bersama rombongan yang terdiri dari Bapak Nugraha Firdaus, Desi Ekawati selaku Project Leader Kanoppi II, dan Peneliti BP2LHK Kupang, Budianto, serta Ibu Lily Nababan, wartawan The Jakarta Post didampingi oleh Kasubbag TU Balai TN Kelimutu, Kepala SPTN Wilayah I Moni, dan petugas Resort Kelimutu mengunjungi Rumah Tenun Ikat Nuaone di Desa Woloara, yang merupakan salah satu desa penyangga yg memdapat bantuan pemberdayaan masyarakat oleh TN Kelimutu di Desa Woloara Kecamatan Kelimutu. 
Di Rumah Tenun Ikat ini, rombongan Kapuslitbang tidak hanya melihat hasil tenun yang dipajang, tetapi juga menyaksikan atraksi anggota kelompok yang sedang beraktivitas tenun ikat. Rombongan diperkenalkan pada cara membuat "Lawo" (sarung adat untuk perempuan), dimulai dari proses awal menggulung benang hingga bisa menjadi selembar sarung yang siap dipakai. Rombongan juga sempat membeli sarung hasil tenun ikat yang dipajang di Rumah Tenun Ikat ini. Rombongan kembali melanjutkan perjalanannya ke salah satu wisata alam hasil pemberdayaan TN Kelimutu yakni Boelanboong. Eco Camp. 
Semoga kunjungan ini menambah pengalaman dan wawasan rombongan Kapuslitbang mengenai kekayaan budaya Ende Lio, yaitu Tenun Ikat, serta bisa menjadi motivasi bagi Kelompok Tenun Ikat Nuaone untuk terus berkarya memperkenalkan budaya kepada dunia, terutama kepada generasi muda.