Workshop Elang Flores Selasa, 19 Maret 2019
Elang Flores (Nisaetus floris) merupakan salah satu burung langka di Indonesia, berdasarkan status IUCN burung pemangsa ini masuk dalam kategori “Critically endangered” (Kritis) sejak tahun 2009. Hal ini berarti jika tidak ada intervensi konservasi, Burung Elang Flores yang merupakan endemik Kepulauan Nusa Tenggara ini akan segera mengalami kepunahan.
Kebijakan konservasi Elang Flores diawali dengan Surat Dirjen PHKA Nomor S.20/IV-KKH/2015, dimana Elang Flores masuk dalam 25 satwa prioritas terancam punah yang harus ditingkatkan populasinya sebanyak 10% dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
Untuk mencapai hasil yang optimal dari implementasi konservasi Elang Flores, dibutuhkan dukungan berbagai pihak / stake holder terkait baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, NGO dan masyarakat lokal. Dukungan multipihak tersebut, akan dikembangkan menjadi Dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Elang Flores
Sebelumnya telah dilaksanakan FGD SRAK Elang Flores di Sumbawa dan Labuan Bajo.Dan pemantapan penyusunan SRAK Elang Flores ini diselenggarakan di Ende, selama 3 hari, pada tanggal 19-21 Maret 2019.
Tanggal 19 Maret 2019, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ende, Balai TN Kelimutu bersama Raptor Indonesia, menyelenggarakan Workshop Upaya Konservasi Elang Flores dan Habitatnya di Nusa Tenggara Timur. Kegiatan workshop ini diikuti oleh mitra terkait mulai dari pemerintah Kabupaten Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata dan Alor, selain itu juga diikuti NGO, pelaku wisata, tokoh adat, kelompok masyarakat.
Kegiatan workshop dibuka secara resmi oleh Bupati Ende yang diwakili oleh Asisten Sekda Bidang Pereknominan dan Pembangunan, Nyo Cosmas, SH dalam sambutannnya menyampaikan terkait kondisi kehutanan di Flores yang berpengaruh pada habitat Elang Flores yang semakin terancam punah sehingga perlu dukungan dari berbagai sector terkait aktivitas konservasi. Kepala Balai TN Kelimutu Bapak Persada Agustia Sitepu, S.Hut, M.Si dalam sambutannya menyatakan bahwa Elang Flores merupakan jenis yang mempesona sehingga menarik minat masyarakat luas untuk wisata birdwatching dan penelitian. Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat keberadaan Elang Flores, memiliki mitos tertentu yang dianggap sebagai Burung Garuda. Penyebaran Elang Flores pun hanya di daerah-daerah tertentu, hanya sekitar 100 pasang Elang Flores. Keberadaan Elang Flores dipengaruhi oleh pakan yang sesuai, sehingga diperlukan tindakan yang sesuai untuk pelestarian Elang Flores. Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu juga agar Elang Flores bias tetap lestari dan eksen yang sesuai untuk pelestarian Elamg Flores.