Semangat Desa Wiwipemo, Warga Kaki Gunung Kelibara
Tak asing lagi mendengar kesibukan dan rutinitas petani Desa Wiwipemo,untuk terus menerus membudidayakan tanaman bawang Merah organik, desa yang berada di kaki Gunung Kelibara tepatnya berada disebelah barat Kecamatan Wolojita, dan berbatasan langsung dengan Dusun Toba Kecamatan Ndona Timur ini juga termasuk kedalam desa peyangga Taman Nasional Kelimutu dengan jumlah penduduknya sekitar 1000 lebih. Jarak yang di tempuh dari Kantor Resort Wolojita sekitar 4 km lebih dengan penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani, dan bertenun bagi ibu-ibu. Bagi para ibu saat sebelum musim tanam mereka fokus dengan rutinitas tenun setelah musim tanam tiba yaitu pada bulan Oktober, maka saat itu mereka pergi ke kebun dipagi hari dengan membawa bahan makanan sehingga mereka tidak pulang lagi kerumah tetap di kebun hingga sore hari.
Warga masyarakatnya begitu ramah dan bersahabat, udara dingin dan berkabut selalu menemani keseharian mereka. Adapun dalam kegiatan apa saja, baik dari segi pemerintahan, adat dan agama berjalan dan sejalan sehingga menciptakan keharmonisan kehidupan warga desa tersebut. Semua elemen masyarakat yang ada baik pelajar,lembaga pemerintahan dan warga masyarakat mampu bersinergi dan saling membantu dalam berbagai macam hal, salah satu kegiatan yang sangat menarik adalah kegiatan pesta adat yang biasa disebut acara Joka Ju (upacara mengusir setan, Roh Jahat/ serta penyakit) yang ada di kampung tersebut dan diadakan setahun sekali, biasa terjadi pada bulan April selama 4 hari. Disaat itu warga masyarakatnya tidak boleh melakukan kerjaatau aktivitas apapun, dengan istilah adatnya PIRE yang artinya larangan dan selama itu mereka hanya diperbolehkan untuk melakukan aktivitas berkumpul di rumah adat untuk menari yang menggunakan selendang dalam bahas lionya Wanda Pa’u. Cara menarinya pun unik, dilakukan dalam jumlah banyak dan berpegangan tangan berbentuk lingkaran yang disebut Tandak Atau Bahasa Lionya Gawi. Dalam acara adat, Mosalaki (tetua adat setempat) berperan aktif dan mengambil bagian dalam semua aturan serta aktivitas adat dari awal hingga akhir, jika ada yang melanggar aturan adat, maka orang yang melanggar tersebut akan dikenakan sanksi. Adapun sanksi yang diberikan antara lain harus memberikan uang atau hewan tergantung dari kesepakan para mosalaki setempat.
Yang terkesan dan sangat menarik lagi yaitu dari segi aktivitas pertaniannya, sebagian besar mata pencaharian masyarakat menjadi petani bawang merah organik dengan teknik penanaman tanpa menggunakan tambahan pupuk atau zat kimia lainnya dan hanya mengandalkan kesuburan tanahnya dan cuaca yang baik. Masyarakat Desa Wiwipemo sejak jaman nenek moyangnya mereka terus menerus membudidayakan bawang merah, mereka hanya bisa berharap curah hujan dan cuaca yang cukup yang bisa membawa hasil panen nantinya. Di Desa Wiwipemo terdapat beberapa kelompok tani yang sudah lama dibentuk. Kelompok tani yang aktif saat ini ada 5 kelompok tani salah satunya kelompok Tani Pemuda Bangkit binaan Taman Nasional Kelimutu. Kelompok ini juga tergabung dalam Masyarakat Mitra Polhut untuk membantu mengawasi dan menjaga kelestarian hutan didalam kawasan.
Sedikit sejarah kelompok Tani Pemuda Bangkit, kelompok ini dibentuk den- gan SK Desa Nomor 06 Tahun 2004, dengan susunan organisasi yang terdiri dari ketua,sek- retaris, bendahara kelompok dan 10 anggota. Ada beberapa bantuan pemberdayaan yang diberikan dari Taman Nasional Kelimutu
untuk Kelompok Tani Pemuda Bangkit Desa Wiwipemo antara lain :
- Bantuan bibit Bawang Merah
- Bantuan bibit/anakan Mahoni
- Bantuan anakan kakao
- Bantuan bibit wortel
- Bantuan bibit jahe
- Bantuan anakan cengkeh
- Bantuan kursi plastik
- Bantuan anakkan pala
Dengan adanya bantuan pemberdayaan ini sangat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Wiwipemo, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak-anak. Selain mendapatkan bantuanpemberdayaan, masyarakat juga dibekali dengan beberapa pelatihan-pelatihan, guna menambah ilmu dan wawasan agar apa yang mereka belajar dapat mereka tuangkan kepada orang lain untuk nantinya dipelajari dan dikembangkan. Dikebun masing-masing anggota kelompok juga terdapat tanaman palawija, akan tetapi mereka lebih fokus ke tanaman bawang merah karena hampir setiap tahun hasil panen bawang merah yang didapat sangat baik dan memuaskan dan dapat dijual dengan hasil yang lebih menguntungkan. Sistem penanaman dilakukan dengan cara berkelompok karena lahan garapan yang luas sehingga bawang yang didapatkan lebih banyak dibanding dengan dikerjakan masing-masing. Mereka menggunakan sistem gotong-royong, ibu-ibupun turut mengambil bagian dalam penanaman, terlihat sangat ramai semangat sehingga prosesnya lebih cepat dan tidak terasa melelahkan.
Kegiatan penanaman di buat bergilir tiap anggotanya, hasil yang di dapat tidak semua dijual namun disimpan sebagian untuk menjadi bibit tahun berikutnya. Budidaya bawang merah organik dilakukan setahun sekali, dimana penanamannya dilakukan di bulan oktober dan akan dipanen hasilnya di akhir bulan Desember atau awal bulan Januari. Kegiatan panen perdana pada dikebun Kelompok Tani Pemuda Bangkit ini diikuti oleh Camat Wolojita, Kepala Desa Wiwipemo, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Wolojita beserta staf penyuluh, Kepala Seksi PTN Wilayah I Moni dan staf serta anggota Resort Wolojita yang turut hadir dengan hasil panen yang diperoleh sangat memuaskan dengan harga jual yang cukup baik, sehingga semangat untuk terus membudidayakan bawang merah terus berjalan. Lahan yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok sekitar 1,5 Hektar yang ditanam bibit bawang merah sekitar 150kg, dengan hasil yang dapat mencapai 3 ton. Lokasi tanaman bawang merah berada di dua lokasi yakni lokasi pertama yang namanya “kuru” yaitu lokasi menuju kawasan Taman Nasional Kelimutu akan melewati kebun bawang merah, walaupun jalurnya menanjak namun dari jauh dapat menikmati perjalanan dengan kiri kanannya adalah kebun warga, sedangkan lokasi kedua adalah lokasi yang namanya lokasi “Detu Ena” yaitu lokasi yang terlihat sangat luas dan datar dimana masyarakat biasa menyebutnya tempat untuk helikopter mendarat namun hanya istilahnya saja karena saking luasnya. Jarak menuju lokasi tersebut sekitar 3 km dengan akses jalan agak sempit tetapi pemerintah setempat akan membuka jalan tani untuk kedepanya dari pemukiman warga.
Semoga kedepannya pemberdayaan bawang organik ini dapat terus berlanjut dan juga untuk meningkatkan nilai jual bawang organik nantinya dapat diberi sertifikat organik sehingga orang tidak ragu bahwa bawang wiwipemo adakah bawang yang sehat tanpa bahan kimia apapun.
Diposting oleh: Admin Web, 24 Mar 2021
Media Sosial
Statistik Pengunjung
- Pengunjung Hari Ini: 5
- Pengunjung Kemarin: 43
- Total Pengunjung: 81877